Sumber gambar: grid.id
Kita pasti pernah mendapatkan bukti pembayaran berupa kertas setelah berbelanja di mini market atau setelah bertransaksi di ATM, kertas ini disebut juga kertas thermal. Kertas thermal memiliki permukaan licin di salah satu sisinya. Sisi inilah yang biasanya tercetak sebagai bukti pembayaran. Kertas thermal dicetak menggunakan printer khusus yang tidak membutuhkan tinta, namun hanya menggunakan panas. Ketika terkena panas kertas thermal akan berubah menghitam, hal ini disebabkan karena permukaan kertas yang licin dilapisi oleh bisphenol-A (BPA) sebagai penguat warna (Laely, 2020).
Memegang, menyimpan, dan meremas kertas thermal disinyalir menimbulkan bahaya karena dapat menyebabkan peningkatan kadar bahan kimia di dalam tubuh akibat dari BPA yang terkandung di dalamnya (Dwiputra, 2019). Penelitian terkait bahaya BPA yang diujikan pada hewan menunjukkan bahwa paparan BPA dalam tubuh dapat menyerupai hormon (Halodoc, 2019). Secara kimiawi bisphenol-A mirip dengan hormon estrogen, yang berhubungan dengan masalah-masalah perkembangan reproduksi dan seksual, masalah perkembangan perilaku pada anak-anak, dan beberapa jenis kanker. Sehingga saat zat tersebut masuk ke dalam tubuh, BPA akan mempengaruhi pertumbuhan dan perbaikan sel, perkembangan janin, menyebabkan peningkatan risiko keguguran, dan kesehatan reproduksi (LIPI, 2018). Efek samping lain dari paparan BPA dosis tinggi di antaranya adalah kanker payudara, kanker prostat, gangguan ginjal, merusak sel telur dan kromosom, mengganggu kualitas hormon testosterone, mengganggu produksi sperma, obesitas karena meningkatkan produksi sel lemak, resistensi terhadap insulin, hiperaktif, dan gangguan hati (Suyasa, 2016). Paparan BPA ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan permukaan kulit, kemudian meresap ke lapisan bawah kulit, lalu masuk ke aliran darah (Halodoc, 2019).
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya BPA dan kemungkinan kandungannya pada kertas thermal masih sangat rendah. Penelitian lebih lanjut mengenai bahaya BPA terhadap kesehatan manusia pun masih dibutuhkan. Namun, tidak ada salahnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kontak dengan kertas thermal. Salah satu cara menghindari paparan BPA dari kertas thermal ke dalam tubuh adalah dengan menghindari kontak langsung dengan kulit. Hindari kebiasaan memegang dan meremas kertas thermal karena dapat meningkatkan risiko zat BPA masuk ke dalam tubuh. Selain itu, dapat juga mengganti struk pembayaran dengan bentuk digital atau segera foto struk menggunakan handphone jika diperlukan bukti pembayaran, kemudian segera buang kertas thermal tersebut ke tempat sampah. Jika terpaksa harus menyentuh dan terpapar kertas thermal, segera cuci tangan dengan air bersih dan sabun. Sebaiknya tidak menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol atau menggunakan lotion untuk mencuci tangan setelah memegang kertas thermal, dikarenakan kandungan dalam jenis produk tersebut dapat meningkatkan penyerapan BPA ke dalam kulit (Halodoc, 2019).
Kertas thermal memang diakui berbahaya karena mengandung BPA. Namun, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kertas ini berdiri sendiri sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan (Dwiputra, 2019). Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi akibat paparan BPA dari kertas thermal dapat melakukan beberapa hal seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Daftar Pustaka
Dwiputra, K. O. (2019, Juni 20). Apa Bahaya Kertas Thermal, Bukti Pembayaran yang Anda Simpan? Retrieved from klikdokter: https://www.klikdokter.com/info-sehat/kanker/apa-bahaya-kertas-thermal-bukti-pembayaran-yang-anda-simpan
Halodoc. (2019, Januari 2019). Simpan Struk ATM Bisa Bikin Orang Kena Kanker. Retrieved from Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/simpan-struk-atm-bisa-kena-kanker
Laely, P. N. (2020, September 11). Struk Pembayaran Kertas Thermal, Apakah Berbahaya? Retrieved from linisehat: https://linisehat.com/struk-pembayaran-kertas-thermal-apakah-berbahaya/
LIPI. (2018, Mei 22). Bahaya Kertas Cokelat Pembungkus Makanan. Retrieved from LIPI Media: http://lipi.go.id/lipimedia/bahaya-kertas-cokelat-pembungkus-makanan/20525
Suyasa, I. N. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Bahan Berbahaya Bhisphenol A (BPA) yang Terkandung dalam Kontainer Plastik Makanan dan Minuman. Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.