ADANYA 5G SEMAKIN CEPAT, SIAPKAH INDONESIA BERADAPTASI?

Oleh : Yessa Nurmawati

LSIST

Bidang : Pengembangan Aparatur Organisasi (PAO)

Dengan pesatnya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, berbagai inovasi teknologi telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia. Mulai dari kemunculan 1G hingga yang terbaru, 5G, setiap fase perkembangan ini telah memberikan dampak signifikan bagi aktivitas sehari-hari manusia, baik di tingkat lokal maupun global. Hal ini menekankan pentingnya kesadaran akan kemajuan teknologi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung aktivitas manusia.

Teknologi 5G merupakan teknologi generasi kelima yang sedang dikembangkan oleh para peneliti. Ini merupakan lanjutan dari teknologi 4G yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Sebelum munculnya teknologi generasi terbaru ini, telah ada beberapa generasi teknologi sebelumnya yang membuka jalan bagi perkembangan teknologi selanjutnya. Generasi pertama, atau 1G, diperkenalkan pada tahun 1980 sebagai sistem layanan suara analog. Generasi kedua, atau 2G, muncul pada akhir tahun 1980 dengan pengenalan sinyal untuk transmisi suara. Generasi ketiga, atau 3G, memperkenalkan akses ke layanan email dan multimedia. Generasi keempat, atau 4G, menghadirkan internet protocol (IP) dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi.

Teknologi 5G memiliki tujuan utama untuk memperbaiki layanan komunikasi seluler dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta industri. 5G akan mengubah konektivitas nirkabel dari sekadar fitur tambahan menjadi kebutuhan mendasar dalam industri. Permintaan akan teknologi nirkabel ini berkaitan dengan pengumpulan dan analisis data. Menurut Osseiran (2016), data dan informasi memiliki peran krusial dalam pengembangan berbagai sektor industri.

Teknologi 5G dikembangkan untuk mendukung beragam aplikasi dan penggunaan yang berbeda. Selain menyediakan layanan konvensional untuk komunikasi seluler, 5G juga bertujuan untuk mendukung berbagai sektor industri, yang pada gilirannya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung. Menurut Osseiran (2016), beberapa sektor industri dan ekonomi di mana teknologi komunikasi nirkabel dapat diterapkan meliputi:

Pertanian: Penggunaan sensor dan aktuator untuk memantau dan berkomunikasi mengenai kondisi tanah, cuaca, dan pertumbuhan tanaman.

Otomotif: Pengembangan komunikasi nirkabel di dalam kendaraan untuk mendukung sistem transportasi cerdas, termasuk komunikasi antar kendaraan dan infrastruktur untuk mengurangi kecelakaan dan kemacetan serta meningkatkan keselamatan berkendara.

Konstruksi dan bangunan: Penerapan sensor, aktuator, dan sistem monitoring terintegrasi untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan meningkatkan keamanan rumah.

Energi: Monitoring dan kontrol beban daya serta konsumsi energi untuk efisiensi dan keberlanjutan.

Keuangan: Penggunaan internet untuk sistem perbankan dan belanja online, dengan peningkatan keamanan transaksi keuangan.

Kesehatan: Sistem monitoring kesehatan pasien yang terhubung dengan rumah sakit untuk penanganan medis yang lebih cepat dan bahkan operasi bedah jarak jauh menggunakan robot.

Manufaktur: Penggunaan komunikasi nirkabel untuk tugas teknis dan proses kontrol yang lebih efisien dalam pabrik.

Media: Pemanfaatan teknologi 5G untuk pengalaman menonton video dengan resolusi tinggi seperti format 4K dan 3D.

Keamanan Publik: Peningkatan kehandalan komunikasi untuk penanganan keadaan darurat dan bencana seperti gempa bumi dan tsunami oleh lembaga penegak hukum, pemadam kebakaran, dan petugas penanggulangan bencana.

Ritel: Mendukung layanan toko online, transportasi, dan reservasi penginapan melalui komunikasi nirkabel.

Transportasi dan Logistik: Peningkatan fungsi infrastruktur dan komunikasi dalam jaringan transportasi dan pengiriman logistik.

Industri lainnya: Seperti industri pesawat terbang dan pertahanan yang membutuhkan komunikasi nirkabel untuk menjalankan fungsi produk mereka, serta industri lain seperti kimia dan pertambangan.

Namun, Indonesia belum siap untuk mengadopsi teknologi jaringan 5G, menurut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, karena negara ini belum memiliki infrastruktur yang cukup kuat untuk mendukung implementasi 5G, terutama dalam sektor ritel. Kecepatan 5G dapat mencapai sepuluh kali lipat dari jaringan 4G, dan biaya penggunaannya juga diperkirakan akan lebih tinggi, sehingga lebih cocok digunakan dalam bisnis yang dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah hanya akan berperan sebagai regulator dengan regulasi yang lebih fleksibel. Beberapa operator telekomunikasi di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel, dan Tri, telah melakukan uji coba terhadap jaringan 5G.

Kemampuan transfer data terbesar yang ditawarkan oleh jaringan 5G adalah 800Gbps dan mampu menangani ribuan perangkat secara bersamaan. Implementasi 5G tidak hanya untuk konsumen, tetapi juga untuk industri, terutama dalam sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung ekonomi suatu negara. Dengan adanya Internet of Things (IoT), big data, dan analisis real-time di industri manufaktur, otomatisasi dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan. Menurut perkiraan dari firma konsultan A T Kearney, penggunaan 5G diperkirakan akan berdampak positif pada sektor industri di kawasan Asia Tenggara dengan nilai mencapai 147 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Dengan demikian, teknologi 5G menawarkan potensi yang besar dalam memajukan berbagai sektor, namun tantangan implementasi dan kesiapan infrastruktur masih menjadi faktor penting yang perlu diatasi untuk memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat. Dan sudah tentu dengan adanya teknologi 5G semua akan mudah dan tidak akan membuat masyarakat yang memakainya merasa tidak nyaman ataupun kesulitan.

Daftar Pustaka

WIJAYA, Anggie. Perkembangan Teknologi 5G. Univ. Pendidik. Indones, 2021, 1.1: 2-5

Mustakim, Hamzah Ulinuha. "Tan

tangan Implementasi 5G di Indonesia." INTEGER: Journal of Information Technology 4.2 (2019)..

Hidayatulloh, Muhammad Dzacky. "PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 5G."