top of page
Search

DUA MATA PISAU ARTIFICIAL INTELLIGENCE BAGI MANUSIA, ANTARA MANFAAT DAN KEHANCURAN

Oleh: Nurin Fatnata

LSIST

Bidang KOMINFO


(Sumber: Canva)

Kecerdasan buatan, juga dikenal sebagai artificial intelligence (AI), sedang dikembangkan dengan sangat cepat, dan pada akhirnya akan meniru atau bahkan mengambil alih pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia. Perkembangan ilmu teknologi di dunia semakin pesat. Amazon, Facebook, Microsoft, Google, dan lainnya adalah beberapa perusahaan teknologi yang telah menggunakan kecerdasan buatan.


Teknologi AI telah digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Paling dekat adalah di ponsel. Terdapat berbagai macam peran AI dalam perangkat selular yang mudah dibawa kemana saja. Teknologi AI merambah ke semua aspek kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan sangat dipengaruhi oleh diperkenalkannya teknologi baru berbasis AI, dan itulah faktanya. Akan tetapi apakah pengaruh tersebut akan selalu berdampak positif? Sulit untuk mengatakan apakah perubahan itu benar-benar akan mendorong ke arah evolusi positif masyarakat kita misalnya dalam dunia pendidikan. Pendidikan, secara umum, memiliki dampak luar biasa pada seluruh masyarakat kita dan merupakan salah satu landasan evolusi manusia. Ilmu pembelajaran dan pengajaran telah berubah secara signifikan selama abad terakhir, dan dapat dikatakan bahwa banyak perubahan perilaku generasi terbaru dapat dikaitkan dengan evolusi dalam pendidikan yang telah kita saksikan. Meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan tentunya memiliki potensi besar untuk meningkatkan pembelajaran dan pengajaran, tetapi apakah peningkatan ini akan membangun masyarakat yang lebih baik dan dunia yang lebih baik? (Tuomi, 2018).

Artifial Intelligence dapat didefinisikan dalam dua cara; sederhana dan kompleks. Definisi AI yang sederhana dapat berupa "komputer yang meniru perilaku manusia". Definisi AI yang lebih kompleks adalah “beberapa teknologi yang dapat meningkatkan aktivitas manusia dalam bentuk pembelajaran mesin, untuk memproses dan belajar dengan data mentah dan pembelajaran mendalam, untuk merangsang pengambilan keputusan menggunakan jaringan saraf tiruan yang kompleks” (Shang, 2021).


AI memang memberikan kemudahan kepada manusia apabila keberadaannya dimaksimalkan untuk hal-hal positif. Apabila disalah gunakan, AI dapat menjadi pisau bermata dua yang dapat merugikan kehidupan penciptanya yaitu manusia. Masuknya AI dalam hampir begitu bayak aspek kehidupan manusia mengindikasikan bahwa penerapan AI untuk keperluan orang banyak haruslah dipertimbangkan secara ketat, akurat, dan teliti karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.


Kehadiran AI dalam kehidupan manusia pun tak luput dari kontroversi. Mulai dari kesiapan sumber daya alam, dukungan lingkungan masyarakat sosial, dan masih banyak hal lain, termasuk diantaranya kekhawatiran jika teknologi AI mampu menggeser eksistensi tenaga kerja.


Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan komputasi dan pemrosesan data telah memungkinkan pengembangan algoritma dan sistem kecerdasan buatan yang semakin kompleks. Teknologi seperti pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam telah memungkinkan AI untuk belajar dari data dan meningkatkan kinerjanya dari waktu ke waktu.


Menurut Khoirunnisa dan Najicha (2023), beberapa Penggunaan Kecerdasan Buatan di Indonesia diantaranya:

1. Pendidikan: Chat GPT

2. Pemerintah: Layanan konsultasi online

3. E-Commerce: Perusahaan e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee

4. Keuangan: Aplikasi Bank

5. Transportasi: Grab, GoJek

6. Kesehatan: Aplikasi kesehatan


Menurut Khoirunnisa dan Najicha (2023), Dampak Positif Penggunaan Kecerdasan Buatan di Indonesia diantaranya:

1. Pelayanan Publik yang Lebih Baik

2. Kemudahan Akses Informasi

3. Peningkatan Efisiensi

4. Diagnosa Medis yang Lebih Akurat

5. Inovasi


Menurut Khoirunnisa dan Najicha (2023), Dampak Negatif Penggunaan Kecerdasan Buatan di Indonesia diantaranya:

1. Kesenjangan Teknologi

2. Tantangan Privasi

3. Kekhawatiran Pengangguran

4. Diskriminasi Algoritma

5. Kerentanan Terhadap Serangan Siber

Kecerdasan buatan (AI) telah memengaruhi banyak sektor di Indonesia. Meskipun AI dapat membantu inovasi, efisiensi, dan pelayanan publik, ada beberapa masalah etika dan konsekuensi negatif dari penggunaan teknologi ini. Memastikan bahwa penggunaan AI menguntungkan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya kelompok atau perusahaan besar. Selain itu, tindakan konkret diperlukan untuk mengatasi masalah etika dan mengurangi efeknya. Selain masalah yang ada, penting untuk mengingat bahwa penelitian dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang penggunaan AI.


Selanjutnya, semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat, harus bekerja sama dalam menerapkan langkah-langkah yang dapat memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab. Kerjasama ini mencakup perluasan upaya penelitian dan pengembangan teknologi AI, penerapan regulasi yang lebih ketat, serta pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran etika dalam penggunaan kecerdasan buatan.

DAFTAR PUSTAKA

Khoirunnisa, W. Najicha, F, U. (2023). Transformasi Indonesia melalui Pemanfaatan Kecerdasan Buatan : Tantangan dan Dampaknya. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 2122-2127.

Sari, F. L., & Najicha, F. U. (2022). NILAI-NILAI SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM

KEBERAGAMAN KEBUDAYAAN INDONESIA. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 11(1), 79–85.

Shang, Z. (2021). A Concept Analysis on the Use of Artificial Intelligence in Nursing. Cureus, 13(5).

The Senate of The United States. (2018). A Bill to Establish National Security Commission On

Artificial Intelligence and for Other Purposes. Congress Gov. 115

Tuomi, Ilkka, (2018). The Impact of Artificial Intelligence on Learning, Teaching, and

Education. Publications Office of the European Union: Luxembourg.


1 view0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page