top of page
Search

PUASA DAN KEUTAMAANNYA SECARA SAINTIS

Oleh: Rahadatul Aisyi Fatrisya Amdarsyah

Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf)

(Sumber: canva)


Puasa merupakan salah satu dari 5 rukun islam yang harus diyakini dan di amalkan oleh setiap muslim. Bentuk ibadah puasa yang kita kenal yaitu puasa sunnah dan puasa wajib. Kaum muslimin diwajibkan berpuasa sebagaimana orang sebelum kitta. Puasa secara Bahasa Arab yakni as-saum atau as-siyam yang memiliki arti menahan diri. Maksud dari menahan diri yaitu menahan diri dari makan dan minum dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam. Selain menahan dari makan dan minum, umat muslim juga menghindari diri dari perkataan yang koror, menggunjing orang, berzina, dan lain lain menuju kemaksiatan (Rahmi, 2015).


Puasa wajib terbagi menjadi empat yaitu:

1. Puasa Ramadhan

2. Puasa Qadha’Ramadhan

3. Puasa nnadzar

4. Puasa Kaffarat


Dari keempat puasa wajib ini, satu diantaranya diwajibkan atas dasar waktu yaitu puasa Ramadhan yang dilakukan selama satu bulan. Sedangkan puasa lainnya yang diwajibkan atas perbuatan manusia yaitu; Puasa Qadha’Rmadhan, puasa Nadzar, dan puasa Kaffarat (Ansory, 2019).


Sangat disayangkan bagi orang-orang yang melakukan ibadah puasa hanya memperoleh rasa lapar dan rasa haus karena tidak dikerjakan secaara Ikhlas dan dinikmati padahal faktanya setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT memiliki manfaat untuk urusan dunia atau akhirat. Seperti puasa memiliki beberapa manfaat bagi tubuh dan sudah di buktikan secara sains oleh para ilmuwan.


Puasa bisa dikatakan sebagai media untuk menjaga pola makan. Puasa Ramadhan mampu meningkatkan system imunitas seseorang. Pada saat berpuasa, jumlah makanan yang masuk kedalam tubuh berkurang dibandingkan pada saat tidak puasa. Ketika seseorang berpuasa, proses detoksifikasi dalam tubuh lebih menyeluruh dan komprehensif. Pada saat berpuasa, perut akan dikosongkan sselama beberapa jam sehingga menurunkan kemungkinan zat berbahaya masuk kedalam usus. Menurut dokter spesialis dr. Ari Fahrial bahwa berpuasa dapat membantu mengatasi obesitas dan membantu pasien penderita obesitas menurunkan berat badan dan menjaga pola makan sehat (Rahayu dalam Maulida dkk, 2023).


Selain membantu dalam menurunkan berat badan, puasa juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan terhadap tekaanan intraocular khususnya pada pagi hari baik pada orang sehat maupun orang yang memiliki gangguan glaucoma. Hal ini disebabkan karena asupan cairan atau makanan khususnya pada saat sahur. Maka orang yang memiliki gangguan glaucoma dianjurkan untuk membatasi asupan cairan pada saat sahur untuk mencegah peningkatan tekanan intraokuler yang akan menimbulkan rasa nyeri di sekitar area mata. Puasa Ramadhan juga mempengaruhi fungsi air mata sebagai efek perubahan porsi makan Ketika sahur dan berbuka maka disarankan untu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zinc, kalium, vitamin A, vitamin B6 dan vitamin C untuk menjaga fungsi dan kadar air mata (Subrata & Dewi, 2017).


Pola makan selama bulan Ramadhan merupakan salah satu hal terpenting dari manfaat puasa bagi Kesehatan. Waktu berbuka diisi dengan makanan yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan gul dan energi. Sahur memakan makanan yang sehat hal ini dapat menjadi dasar bagi puasa yang sehat dan teratur (Sabar, 2017). Selain Kesehatan fisik, puasa memberikan manfaat yang positif bagi Kesehatan mental. Hal ini di lakukan dalam berpuasa Dimana menanamkan konsep kesabaran dan pengendalian diri memberikam dasar teoritis untuk pengembangan Kesehatan mental. Hal-hal kecil ini yang dapat membantu dalam mengendalikan emosi, puasa jjuga membantu meningkatkan ketangguhan mental dan kestabilan emosi Dimana puasa ini dapat dianggap sebagai latihan psikologis (Anwar dalam Alisa, 2023).


Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan untuk kaum muslim. Puasa Ramadhan memiliki beberapa manfaat baik darei segi Kesehatan fisik maupun Kesehatan mental. Namun, untuk mendapatkan manfaat Puasa tersebut harus diimbangi dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi dan mengatur pola makan baik Ketika berbuka puasa maupun pada saat sahur.


DAFTAR PUSTAKA


Isnan Ansory, L. (2019). Puasa: Antara Yang Masyrudan Tidak Masyru.


Maulida, K. L., Pratiwi, M. C., & Qolbi, N. S. (2023). Pengaruh puasa menurut perspektif islam dan sains dalam menurunkan berat badan pada pasien obesitas dan diebetes. Journal of Creative Student Research, 1(6), 53-61.


Rahmi, A. (2015). Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual. Serambi Tarbawi, 3(1).


Sabar RA, Wahid A. 2017. Psychological resilience and emotional stability: the role of patience in Ramadhan. Journal of Muslim Mental Health 9(4): 245-260.


Subrata, S. A., & Dewi, M. V. (2017). Puasa Ramadhan dalam Perspektif Kesehatan: Literatur Review. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 15(2), 241-262.


6 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page